Senin, 20 Agustus 2018

Satu Langkah, Aku Ingin Jadi Lebih Baik.


Bismillah..
Assalamualaikum blogger..
Mulai sekarang akan ku ganti salam ku dengan salam terbaik yah :)

Sedikit mau cerita tentang proses hijrah.
Katanya sih gak gampang. Iya. Bener emang gak gampang.
Gak gampang kalau perubahan mu bukan ikhlas karena Allah. Tapi kalo kamu niat berubah karena Allah dijamin pasti ada aja jalannya. Yaa emang sih ga semulus jalan toll, pasti ada lika liku nya. Kan Allah udah bilang di surat Al - Ankabut ayat 1-3, boleh dibaca dulu. Atau baca arti / terjemahannya aja.
Disitu udah dijelasin kan, kalau orang yang mengaku beriman maka akan Allah uji. Jadi jangan protes kalau ketika kita mau hijrah banyak banget ujiannya, karena emang itu prosesnya. Ibarat nya kalo kita mau lulus kuliah kita harus ngelewatin beberapa tahap kan, entah ujian semester, ujian praktek sampe tahap akhir ujian skripsi/ tesis dan lain sebagainya.

Aku bukan terlahir dari keluarga yang paham agama dan sunnah. Memang aku ngga seberuntung mereka yang sejak lahir dibesarkan di keluarga yang mengerti dan paham sunnah. Tapi, hal itu ku jadikan motivasi agar aku menjadi "aku yang lebih baik". Karena aku yakin bahwa harapan hampir semua orang tua adalah "ingin anaknya lebih baik dari dirinya". Dan sampai sekarang hal itulah yang ku ingat untuk terus menjadi lebih baik. Aku ingin belajar sunnah, karena diantara yang dapat menolong kedua orang tua ku nanti ketika wafat adalah do’a ku untuk mereka, ilmu yang mereka ajarkan, dan sedekah melalui harta mereka.

Semua butuh proses, dan seseorang meyakinkan ku bahwa pada dasarnya semua orang pasti menginginkan perubahan pada dirinya. Awalnya orang melihat ada yang aneh pada diriku. Mereka melihatku seperti orang asing. Seperti bukan seorang Fega yang mereka kenal sebelumnya. Ada yang senang dengan perubahanku. Tapi tak sedikit juga yang mencela perubahanku. Mulai dari dibilang ibu-ibu, sampai dibilang pengikut ajaran sesat. Celaan itu seperti makanan sehari-hari bagiku. Dan lama kelamaan aku terbiasa dengan celaan mereka. Tak peduli apa yang mereka katakan, Tuhan-ku melihat kita sama, hanya ketaqwaan yang membuat kita berbeda dimata-Nya.

Well, proses hijrah itu ga akan lepas dari bully an dan celaan. Hal pertama yang ku rubah adalah penampilanku. Karena sahabatku mengingatkan, jangan sampai kita yang sudah berhijab ini terlihat seperti telanjang, karena ada dalil tentang pakaian wanita yang tertutup namun terlihat seperti telanjang. Fikiran ku terbuka. Selama ini aku berhijab namun masih dengan celana jeans ketat bahkan celana jeans sobek-sobek. Kemudian sahabatku mengajak ku untuk ke masjid, qadarullah waktu itu sedang ada kajian tentang “prasangka” bagaimana kita berprasangka baik ke Allah dan ke makhluk. Sejak saat itu kami menjadi sering untuk ikut kajian di masjid-masjid lain. Berikutnya adalah meningkatkan intensitas membaca Al-Qur’an dan menjalankan shalat sunnah yang dulu sama sekali tak pernah ku tunaikan. Hina nya aku.

Seiring berjalannya waktu, semuanya berubah. Banyak teman yang menjauh dan pandangan keluarga yang berbeda melihat ku. Mereka merasa asing dan ketakutan dengan asumsi mereka masing-masing. Padahal, aku tetap saja aku, manusia berlumur dosa yang hanya ingin bertaubat dan mendekat ke Allah, karakterku masih sama, masih menjadi Fega yang ceria dan senang mendengarkan cerita. Yang berubah, mungkin beberapa kemaksiatan yang kini berusaha ku tinggalkan dan tingkatan ibadah yang berusaha terus ku tingkatkan.

Terima kasih..
Semoga memotivasi kamu untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah, karena Allah senang dengan hambanya yang bertaubat. Dan yakini, janji Allah itu pasti, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Yakin.. Sabar.. Ikhlas..

Jazakumullah khaira

1 komentar: